A.
Latar
Belakang
Energi Surya adalah sumber energi
yang tidak akan pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat di
manfaatkan sebagai energi alternatif yang akan di ubah menjadi energi listrik,
dengan menggunakan sel surya. Sel surya atau solar call sejak tahun 1970-an
telah mengubah cara pandang kita tentang energi dan memberi jalan baru bagi
manusia untuk memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan bakar fosil
sebagaimana pada minyak bumi, gas alam, batu bara, atau reaksi nuklir. Sel
surya juga mampu beroperasi dengan baik di hampir seluruh belahan bumi yang
tersinari matahari tanpa menghasilkan polusi yang dapat merusak lingkungan
sehingga lebih ramah lingkungan.
Cara kerja sel surya adalah dengan
memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel, Sebagaimana diketahui bahwa cahaya
baik yang tampak maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat
sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon.
Penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh Einstein pada tahun 1905. Energi
yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan panjang gelombang dirumuskan dengan
persamaan:
E = h.c
|
(1.1)
|
Dengan h adalah konstanta Plancks ( 6.62 x 10 34 J.s) dan c adalah
kecepatan cahaya dalam vakum ( 3.00 x 108 m/s ). Persamaan di atas
juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat sebagai sebuah partikel energi atau
sebagai gelombang dengan panjang gelombang dan frekuensi tertentu. [1]
Indonesia
berada di garis katulistiwa yang membuat kepulauan kita disinari oleh cahaya
matahari selama 10 sampai 12 jam perharinya. Oleh sebab itu pemanfaatan sumber
energi matahari sangat memdukung di kepulauan tropis ini, hanya saja dalam 10
atau 12 jam tidak semuanya dalam keadaan cerah, terkadang cuaca sering kali
tidak stabil dalam arti kondisi mendung, ber awan, dan hujan. karna kondisi
seperti ini penyerapan energi yang optimal dalam satu hari bahkan tidak akan
mencapai 10 jam penuh, oleh karna itu dibutuhkan data rata-rata dan berapa lama
optimalnya penyerapan energi matahari yang maksimal dalam setiap harinya untuk
perencanaan beban yang akan di pasang agar penggunaan listik optimal dan tidak
terjadi pemadaman atau pengosongan baterai yang terlalu cepat dikarenakan
beban yang terpasang yang terlalu berlebihan.
Dengan
paparan diatas penulis ingin melakukan analisa dan pengukuran dari intensitas
cahaya matahari terhadap tegangan yang di hasil kan oleh panel surya dan
menentukan berapa jam lama tegangan maksimal yang di hasilkan oleh panel surya
dengan outputnya dalam bentuk grafik dan pemodelan.
B. Tujuan
Penelitian
·
Pada jurnal
pertama, penelitian bertujuan untuk:
Mencari tahu bagaimana pemanfaatan panel surya dalam kondisi cuaca cerah
maupun cuaca hujan.
·
Pada jurnal
kedua penelitian bertujuan untuk:
Penelitian dilakukan
untuk menganalisa
pengaruh sudut kemiringan panel surya terhadap radiasi matahari.
C.
Metodologi
Penelitian
Pada
jurnal pertama penelitian yang
dilakukan dengan cara mengambil beberapa data yang kongkrit hingga mendapakan
hasil yang maksimal.
1 Jenis
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif, yaitu melakukan penyelidikan yang tertuju pada pemecahan masalah
yang ada pada masa sekarang yaitu melakukan pengamatan pengambilan data dan
pengukuran pada panel surya.
Menurut (Travers 1978), metode
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung
pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatau gejala
tertentu. Hal itu dilakukan dengan menghimpun data dan fakta ( fact finding )
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik
Elektro Institut Teknologi Padang.
3 Metode dan Alat Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan
cara melakukan pengukuran pada terminal-terminal keluaran panel surya. Untuk
mendapatkan tegangan keluaran panel surya pengukuran nya dengan menggunakan
multimeter yang terhubug secara paralel pada keluaran terminal positif ( + )
terhadap terminal negatifnya ( - ), sementara untuk melakukan pengambilan arus
keluaran dari panel surya dengan cara langsung menghubungkan alat ukur
multimeter secara seri terhadap terminal positif ( + ) keluaran panel surya.
Untuk pengukuran intensitas cahaya matahari pengukuran dilakukan diluar
rangkaian atau terpisah dari rangkaian pengukuran yaitu dengan langsung
mengukur intensitas cahaya matahari dengan menggunakan alat ukur lux meter atau
soladimeter.
3.1 Peralatan yang digunakan :
Peralatan
yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data dalam pembuatan Penelitian ini
diantaranya :
1. Panel surya
2. Multimeter
3. Laptop
4. Alat ukur intensitas cahaya
5. Terminal / kabel
6. Peralatan pendukung lainnya
3.2 Rangkaian pengukuran :
Gambar 3.1 Rangkaian pengukuran panel
surya
4 Metode Analisa Data
Data-data
yang telah didapat dari observasi, pengamatan dan pengukuran secara langsung
selanjutnya dianalisis. Adapun teknik pengolahan datanya adalah sebagai
berikut:
1.
Data
intensitas cahaya matahari diambil rata-ratanya setelah dilakukan beberapa kali
pengukuran pada saat hari cerah, berawan, dan mendung
2.
Data dari
tegangan yang dihasilkan oleh panel surya 100 WP diambil rataratanya setelah
dilakukan beberapa kali pengukuran, kemudian diperoleh kesimpulan tentang
jumlah tegangan yang dihasilkan oleh panel surya.
3.
Mempersentasikan
jumlah data yang didapat setelah melakukan penelitian dan analisa.
4.
Memberi gambaran
tentang hasil pengukuran
arus, tegangan dan intensitas cahaya matahari dalam bentuk grafik.
Pada jurnal kedua penelitian yang dilakukan dengan cara mengambil beberapa data yang kongkrit hingga
mendapakan hasil yang maksimal.
1. Pembuatan
Program Simulasi
Perancangan program
analisis pengaruh sudut kemiringan panel surya terhadap radiasi matahari yang
diterima oleh panel surya tipe array
tetap terdiri dari 12 pilihan program. Pilihan program berupa perhitungan
radiasi radiasi yang diterima oleh panel surya per bulan pada saat kemiringan
panel sebesar 1o hingga 90o yang sesuai dengan persamaan
:
|
=
|
|
+
|
1 + cos
|
+
|
1 − cos
|
… . . (1)
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
2
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dimana : = radiasi yang diterima modul/bulan (MJ/m2/hari)
= radiasi tersebar di permukaan bumi/bulan (MJ/m2/hari)
= radiasi langsung di permukaan bumi/bulan (MJ/m2/hari)
= radiasi total di permukaan bumi/bulan (MJ/m2/hari)
= reflektansi tanah
= rasio sudut sinar datang dan sudut azimut
= sudut kemiringan modul fotovoltaik (o)
2
Pengoperasian Program Simulasi
Program
analisis pengaruh sudut kemiringan panel surya terhadap radiasi matahari yang
diterima oleh panel surya tipe array
tetap dibuat dengan menggunakan GUI (Graphic
User Interface) pada Software
MATLAB 2008a. Penggunaan GUI bertujuan untuk memudahkan dalam hal pengoperasian
program serta melihat pengaruh sudut kemiringan modul dari 1o hingga
90o terhadap radiasi matahari yang diterima panel surya per bulan.
D. Hasil dan
Pembahasan
Pada jurnal pertama :
1 Pengukuran
Intensitas Cahaya Matahari
Pengukuran intensitas cahaya ini
dilakukan dengan menggunakan soladimeter yang ditampilkan dalam bentuk digital
pada alat ukur thermometer digital dalam satuan W/m2 yang setelah
itu di conversikan dalam satuan lux, karna 1 w/m2 = 179 lux maka
jika hasil pengukuran di conversikan ke dalam bentuk lux pada pengukuran jam
09:00 dengan hasil pengukuran sebesar 907.8212 w/m2 jika di conversi
ke satuan lux maka:
Karna 1 w/m2 = 179 lux
maka 907.8212 w/m2 adalah 907.8212 X 179 = 162499.9948 lux
Yang dibulatkan menjadi 162500 lux dapat dilihat pada
table 4.1 (jurnalnya) dengan data
yang sudah di conversi kedalam bentuk lux
2 Nilai Arus Terhadap Intensitas Cahaya
Pengukuran arus dilakukan dengan menggunakan
multimeter digital yang dihubung secara seri terhadap rangkaian pengukuran,
dibawah ini akan ditampilkan grafik perubahan arus terhadap perubahan
intensitas cahaya yang terukur
3 Analisa
Pencatuan Aki / Baterai Pada Kondisi Cuaca Yang Bervariasi
3.1 Saat kondisi hujan
Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat
arus yang dihasilkan oleh panel surya sangat kecil degan arus rata-rata hanya
sebesar 1.50 Ampere dan daya yang dihasilkan hanya sebesar 21.46 Watt. untuk
pengisian penuh dalam satu hari dengan lama pengisian 9 jam pada kondisi hujan
adalah :
Ø
Karna daya
rata-rata yang diperoleh selama 9 jam pengukuran diperoleh 21.46 watt maka daya
yang dihasilkan oleh panel surya selama 9 jam itu adalah ( 9 jam x 21.46 watt =
193.14 watt/jam )
Ø
Dari
besarnya daya yang dihasilkan panel surya bisa diketahui besarnya berapa daya
maksimal yang dapat digunakan beban. Panel surya yang terpasang dapat
menghasilkan daya 193.14 Watt selama 9 jam penyinaran matahari selama satu
hari. Untuk suatu pembangkit listrik dari energi matahari rugi-rugi (losses) dari system dianggap 15% maka
EB = EP - rugi-rugi system
= EP - (15 % x EP
)
= 193.14 - (15% x 193.14 )
= 193.14 - 28.971= 164.16Watt/jam
Kapasitas baterai yang dibutuhkan dalam Satuan energi
dalam Watt/jam dikonversikan menjadi Ampere/Jam yang sesuai dengan satuan
kapasitas baterai, sehingga kapasitas baterai dapat dihitung
dengan persamaan (2.17 ) :
AH =
= 13.68 Ampere/jam
3.2 Saat kondisi cuaca cerah
data hasil
pengukuran terhadap panel surya pada saat cuaca yang cerah dengan rata-rata
daya yang dihasilkan sebesar 47.94 Watt. Dari data tabel tersebut dapat
ditentukan nilai baterai atau aki yang terpasang dengan cara :
Ø Karna daya
rata-rata yang diperoleh selama 9 jam pengukuran diperoleh 47.94 watt maka daya
yang dihasilkan oleh panel surya selama 9 jam itu adalah ( 9 jam x 47.95 watt =
431.55 wattjam )
Ø Besarnya
daya yang dihasilkan panel surya bisa diketahui besarnya berapa daya maksimal
Pada jurnal kedua :
1. Pengaruh Sudut Kemiringan Panel Surya terhadap Radiasi
Rata – Rata Matahari
Intensitas
radiasi matahari yang diterima oleh panel surya sangat mempengaruhi daya yang
dihasilkan oleh sistem photovoltaic,
semakin besar intensitas radiasi yang diterima maka daya yang dapat dihasilkan
oleh sistem juga semakin besar karena energi matahari merupakan sumber utama
dari pembangkitan menggunakan teknologi photovoltaic.
Daya
keluaran sistem photovoltaic dapat
dimaksimalkan dengan menggunakan peralatan kontrol tambahan seperti PWM atau
MPPT dan juga dapat dilakukan dengan memaksimalkan besar intensitas matahari
yang dapat diterima oleh panel surya.
Pada
penelitian ini daya keluaran photovoltaic
dilakukan dengan cara memaksimalkan radiasi matahari yang dapat diterima oleh
panel surya. Salah satu cara untuk memaksimalkan intensitas radiasi matahari
adalah dengan menempatkan panel surya dengan sudut kemiringan yang paling tepat
agar dapat menerima radiasi matahari yang paling tinggi.
2.
Pengaruh Sudut Azimut Terhadap
Radiasi Matahari yang Diterima Panel Surya
Sudut azimut panel surya merupakan sudut peletakan
panel surya searah dengan arah jarum jam
dengan acuan arah utara, besar sudut azimut mulai dari
0o
– 360o. Pada penelitian ini, pengaruh sudut
azimut yang digunakan untuk melihat pengaruh sudut azimut terhadap radiasi
matahari yang dapat diterima oleh panel surya adalah mulai dari sudut 90o
hingga 270o dengan kenaikan setiap sudutnya sebesar 30o
3.
Validasi Data Perhitungan Radiasi
Rata – Rata Matahari
Validasi
hasil pengaruh sudut kemiringan terhadap radiasi matahari yang dapat diterima
oleh panel surya tipe array tetap
pada penelitian ini dilakukan dengan 2 cara
yaitu dengan melakukan perbandingan hasil dari program perhitungan radiasi
matahari yang dapat diterima oleh panel surya dengan hasil pengukuran radiasi
matahari setiap jam dan software
RETScreen.
E.
Kesimpulan
Dari kedua jurnal tersebut dapat
ditarik kesimpulan pada masing-masing jurnal diantaranya:
1. Pada jurnal pertama
penelitian mengenai efisiensi panel
surya pada kondisi cerah maupun kondisi hujan dan hasil yang diperoleh yaitu Intensitas cayaha yang masuk dan terserap oleh panel
surya setiap waktu selalu berubah-ubah, umumnya intensitas cahaya matahari pada
pagi dan sore hari rendah, intensitas cahaya matahari pada pagi hari dalam
kondisi cerah adalah 185051 lux pada jam 09:00 sedangkan disore hari jam 17:00
sebesar 98100 lux dan panel surya
yang terpasang dapat menghasilkan daya 431.55 Watt selama 9 jam penyinaran
matahari selama satu hari
2. Pada jurnal kedua dimana Sudut pemasangan panel surya yang berpengaruh terhadap
radiasi matahari yang dapat diterima panel adalah sudut kemiringan (slope) dan sudut azimut modul
fotovoltaik.
Sudut azimut yang paling tepat untuk pemasangan panel
tipe fixed array di kota Semarang
adalah 180o dimana panel dihadapkan ke arah utara. Sudut kemiringan
panel surya untuk setiap bulan besarnya bervariasi antara 1o sampai
34o, sudut kemiringan yang tepat untuk musim hujan sebesar 1o
dan untuk musim kemarau sebesar 24o sedangkan sudut kemiringan panel
surya untuk pemasangan dalam kurun waktu tahunan untuk kota Semarang adalah 9o.
Potensi energi rata – rata matahari
untuk kota Semarang pada 1m2 luasan panel dengan pemasangan sudut
kemiringan yang paling tepat untuk menerima radiasi matahari setiap bulannya
sebesar 3,965 kWh/m2/hari. Perbedaan hasil antara perhitungan,
pengukuran dan software RETScreen
diakibatkan adanya gerak semu harian dan tahunan matahari serta indeks
kecerahan yang berbeda serta besar radiasi matahari terukur yang digunakan
sebagai acuan dalam menghitung radiasi matahari yang dapat diterima oleh panel
surya.
Daftar Pustaka
Arfita Yuana Dewi, Antonov . 2013. Pemanfaatan
Energi Surya Sebagai Suplai Cadangan pada Laboratorium Elektro Dasar. Padang : Jurnal Teknik Elektro Volume 2 No. 3 Institut Teknologi Padang
Pangestuningtyas
D.L, Hermawan, Karnoto. 2008. Analisis Pengaruh Sudut Kemiringan Panel Surya
Terhadap Radiasi Matahari Yang di Terima Panel Surya Tipe Array Tetap. Semarang : Jurnal Teknik Elektro Universitas Diponegoro.